Selasa, 08 Mei 2018

Contoh Opini Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar

Tiktok, Aplikasi Video Hits Saat Ini


Siapa sih dari yang tidak tahu aplikasi Tik Tok? Pasti pada tau semua kan atau mungkin dari sebagian dari kalian ada yang menggunakan aplikasi ini. Aplikasi Tik Tok ini merupakan platform sosial video pendek yang didukung dengan musik, baik itu musik untuk tarian, gaya bebas, ataupun performa untuk menyatakan ekspresi mereka dengan bebas.
Tik Tok menjadikan ponsel pengguna sebagai studio berjalan. Aplikasi ini menghadirkan special effects yang menarik dan mudah digunakan sehingga semua orang bisa menciptakan sebuah video yang keren dengan mudah.
Melalui kombinasi kecerdasan buatan dan teknologi penangkap gambar, kreasi video akan disederhanakan dan ditingkatkan. Di saat bersamaan performa video pun turut ditingkatkan. Special effects tersebut di antaranya efek shaking and shivering pada video dengan electronic music,mengubah warna rambut, 3D stickers, dan properti lainnya. Sebagai tambahan, kreator dapat lebih mengembangkan bakatnya lagi dan membuka dunia tanpa batas hanya dengan memasuki perpustakaan musik lengkap Tik Tok.
Tik Tok memungkinkan pengguna untuk secara cepat dan mudah membuat video-video pendek yang unik untuk kemudian dibagikan ke teman-teman dan dunia. Memberdayakan pemikiran-pemikiran yang kreatif sebagai bentuk revolusi konten, menjadikan aplikasi ini sebagai sebuah wujud tolok ukur baru dalam berkreasi bagi para online content creators di seluruh dunia, terutama Indonesia.
Tik Tok salah satu aplikasi yang lagi digemari para remaja termasuk kalangan artis juga loh. Contohnya Tik Tok yang lagi viral akhir-akhir ini adalah Tik Tok dari artis korea yaitu Lee Jong-Suk dan Nam Joo-hyuk, Tik Tok mereka langsung viral saat beberapa akun di Instagram menggunggahnya. Setalah itu banyak pengguna Tik Tok yang tak mau kalah membuat video tersebut, apakah kalian salah satunya?
Setiap aplikasi pasti mempunyai dampak positif dan juga negatif. Dampak positif yang bisa diambil dari aplikasi ini adalah kaliandapat berkreasi sebebas-bebasnya sesuai imajinasi yang ada dengan beberapa fitur seru yang disajikan. Penggunaan aplikasi ini juga mudah, sehingga kalian tak perlu menghabiskan waktu yang lama untuk mengedit video tersebut. Tetapi sangat disayangkan, ada beberapa pengguna Tik Tok yang menyalahgunakan aplikasi ini. Contohnya yang lagi viral baru-baru ini adalah seorang remaja yang membuat Tik Tok didepan jenazah kakeknya. Video ini langsung viral dan mendapatkan respon negatif dari netizen. Netizen sangat menyayangkan perilaku dari remaja ini kaliankarena seharusnya saat keadaan berduka cita, kita lebih baik mendoakan daripada membuat vidoe Tik Tok. Inilah salah satu dampak negatif dari aplikasi Tik Tok dan masih banyak lagi.
Jadi intinya adalah sebagai pengguna aplikasi di jaman sekarang ini, kalian wajib menjadi pengguna aplikasi Tik Tok yang bijak. Jangan hanya memikirkan ingin menjadi terkenal tetapi perlu memikirkan dampak yang akan terjadi nantinya ya.


Fadilla Hijrani Nur Estya

Sabtu, 22 Oktober 2016

Cerpen Penjual Koran Satu Lengan Oleh Arswendo Atmowiloto



Penjual Koran Satu Lengan
Oleh Arswendo Atmowiloto

Lelaki penjual koran dengan satu lengan sudah menceritakan semua. Sehingga tak ada yang perlu menanyakan siapa namanya. Atau alamatnya, karena dia bisa dilihat di perempatan jalan, saat lampu merah.

Sebenarnya bukan perempatan jalan dalam arti sebenarnya. Karena jalanan itu tidak lurus, sedikit melengkung, menikung, sehingga lampu merah atau hijau bisa membuat bingung untuk pengendara dari arah mana. Juga tak ada yang bertanya kenapa tangannya buntung. Wajahnya tidak murung. Malah mengesankan beruntung memperoleh sinar matahari dari masih sangat pagi hingga lewat tengah hari. Yang tidak membuatnya lebih hitam, dan dikenali karena bau tubuhnya yang diteruskan angin yang lelah, yang kalah oleh asap apa saja.

Karena dianggap sudah terceritakan semua, tak ada yang bertanya apakah dia punya keluarga, atau pernah berkeluarga, atau istrinya dua. Yang agak diketahui tetangga, pernah ada gadis masih sangat muda tinggal di kontrakannya. Gadis belia itu pembantu rumah tangga keluarga kaya, yang rumahnya sering dilewati penjual koran yang meminjami majalah atau tabloid. Umurnya sekitar 15 tahun, senyumnya—atau matanya—anggun, hanya agak malu-malu karena seakan memiliki jakun. Gadis itu datang ke kontrakannya dan mengatakan akan tinggal selama seminggu. Pembantu lain dapat liburan Lebaran, tapi gadis yang alisnya tebal dengan suara kental tak punya rumah tinggal. Lelaki penjual koran itu menasihati, sebaiknya mereka menikah saja. Gadis itu mau, dan meyakini bahwa dengan tangan satu, lelaki itu mampu merayu. Lelaki itu juga memberi saran, sementara gadis bertubuh sintal itu bekerja sebagai pembantu interval yang sangat dibutuhkan. Lumayan dapat duit tambahan, dan siapa tahu ketemu majikan yang khilaf. Dari koran pula didapat alamat, dan sejak pergi ke sana, tak pernah kembali lagi. Lelaki itu juga tidak mencari, tidak merasa rugi, meskipun kadang ingat saat mandi bersama.

Lelaki itu lebih suka bercerita bahwa adakalanya tangannya menjadi berat, kalau banyak koran menambah halaman, tapi tidak menambah harga. Atau malah diberi jaket bagus bertuliskan nama media, karena biasanya lengan panjang dan menambah panas. Paling senang kalau dagangannya diborong oleh pembeli dadakan karena tidak ingin majalah beredar. Harganya bisa mahal, tapi itu jarang. Dia mengambil dagangan sesuai kemampuan menjual, bukan konsinyasi. Kalau tak laku, itu tanggung jawabnya. Kalau siang, temannya menjual seribu rupiah, tapi dia tetap mempertahankan. Kata-katanya sedikit mengherankan. ”Saya tak tega. Walau sudah siang, rasanya beritanya tidak harus menjadi murah.”  Ia mengatakan dengan wajah tetap ramah, tidak marah, tidak juga gelisah.

Entah kenapa tampilannya tidak terlihat resah, dan tidak pernah menyalahkan. Bahkan ketika perempatan jalan tempatnya bekerja menjadi bubrah lantaran di atasnya akan dibangun jembatan layang, dia sama sekali tidak gundah. Langkahnya tetap gagah meloncati batu atau semen berbongkah, dengan wajah tetap tengadah ke jendela mobil mewah atau biasa. Semangatnya sama sekali tidak goyah. Malah memberi khotbah pemuda yang baru pulang kuliah. Katanya, ”Yang menjadi korban jalan layang adalah para pengasong. Bahkan kalau di jalan layang itu ada kemacetan, kita tetap tak boleh jualan di situ.” Segala apa dihadapi dengan tabah. Sewaktu listrik di rumah kontrakannya sering mati mendadak, ia tidak berteriak atau memaki. Ia bahkan memuji petugas listrik yang baik hati.

”Baik hati kepada nyamuk. Dengan matinya aliran listrik, nyamuk yang tak bisa masuk kamar berpendingin kini punya kesempatan. Dengan lampu penerangan yang gelap, nyamuk lebih meluasa menyergap.” Kalau tetangga kontrakan mengomel soal laporan listrik padam yang ditanya segala apa sehingga menjengkelkan, ia menasihati: ”Semua laporan pelayanan sosial dibuat tidak menyenangkan. Tujuannya agar kalian tidak perlu melapor, membuang pulsa, dan menjadi sakit hati.” Intinya: ”Para petugas sudah akan memperbaiki tanpa adanya laporan.”

Lelaki berlengan satu itu menyukai pekerjaannya, melakukan tanpa menggerutu. Bahkan tak tergoda menjadi pengemis seperti perempuan yang menutupi sebagian wajahnya dengan selendang biru. Yang pendapatannya jauh lebih besar, tanpa perlu mengambil dagangan dan menyetorkan penghasilan, seperti dirinya. Perempuan yang menengadahkan tangannya dan memamerkan wajah pilu itu mendapatkan penghasilan dari rasa iba sekurangnya setiap sepuluh mobil yang dilalui. Satu kali pemberian bisa seharga koran yang dijualnya. Yang diterima secara utuh. ”Kamu lebih beralasan mengemis karena tanganmu satu.” Tapi ia tak melakukan itu. Juga tidak ketika beberapa ibu-ibu yang lain, berjajar menjadi joki 3 in 1.Padahal, sekali diajak, pendapatannya cukup besar dibandingkan dengan dirinya.

”Tak apa. Selama masih ada orang membeli koran di jalanan, saya masih akan jualan.” Kalau ada yang mulai dikeluhkan terutama karena sinar matahari makin terik, dan pantulan pada aspal semakin keras menusuk matanya. Sehingga kadang membuat agak kabur, mengernyitkan jidat dan hati-hati. Juga kalau hujan menderas, ia berteduh dan mengutamakan koran dagangannya, bukan hanya tubuhnya. Selebihnya biasa-biasa saja, dan ia menyukai semuanya: panas, hujan atau biasa.

Selalu di jalan yang sama, pada saat-saat tertentu yang sama, ia mengenali, ia hafal para pengguna jalan. Baik yang selalu tergesa atau yang tidak tiap hari melalui jalan itu. Baik yang berpasangan atau yang sambil mencukur kumis, atau sibuk berteleponan, atau yang tidur lelap. Baik yang menggunakan mobil pribadi—yang kemudian berganti lebih baru, atau berdiri di pintu mobil angkutan seolah siap turun. Semua menarik diamati, tetapi ada satu yang memikat. Seorang perempuan—ia yakin itu perempuan walau tubuhnya ditutup jaket dan helm, dengan sepeda motor warna merah. Karena selalu berhenti di dekat lampu merah. Lama. Matanya menatap sekitar—walau tersembunyi di balik helm. Tadinya ia mengira perempuan itu menunggu kesempatan untuk melintas saat jalanan sepi, atau ada lampu hijau. Tapi karena lama, ia ingin tahu apa yang dilakukan perempuan bersepeda motor itu. Baru kemudian ia tahu perempuan itu menunggu sesuatu. Baru setelah sesuatu itu dilihat atau diketahui, perempuan itu berlalu. Sesuatu yang ditunggu itu, menurutnya kendaraan lain yang melintas. Jadi setelah melihat kendaraan yang ditunggu terlintas, perempuan itu meneruskan perjalanan. Ia kemudian tahu bahwa yang ditunggu adalah mobil warna silver yang keluar dari salah satu perempatan. Mungkin sekali perempuan itu kekasih pemakai mobil, mungkin apanya begitu, mungkin kesetiaan yang langka, mungkin lebih dari semuanya.

Lelaki penjual koran sesekali ingin memberi tahu apakah mobil silver itu sudah lewat atau belum. Tapi ia tak ingin campur tangan, dan hampir selalu perempuan itu tiba lebih dulu.  Jadinya ia menikmati saja, seolah tak tahu apa-apa, tapi terasakan tungguan kerinduan itu. Lelaki itu ikut merasa bahagia, menelan ludahnya, berusaha tersenyum kepadanya. Tak ada jawaban, karena kalaupun ada juga tak terlihat tak tersirat karena helm menutup rapat.

Ketika koran-koran terbit di hari libur nasional, ia tidak menjajakan. Mungkin sekali karena perempuan berhelm itu tidak akan muncul. Ia bisa merasakan menunggu perempuan itu, sama dengan yang dirasakan perempuan. Mungkin juga sama: perempuan itu tak tahu ditunggu olehnya, atau pengemudi mobil silver itu ditunggui perempuan berhelm. Padahal pada hari libur ia tak ke mana-mana. Di kamar kontrakannya, membacai koran lama yang tak terjual, yang disusun bertumpuk urutan tanggal terbit. Pernah ada yang datang mencari terbitan tanggal berapa, ia senang kalau bisa memberikan. Dan menolak dibayar lebih mahal. ”Menjadi sangat berguna tidak selalu harus menjadi lebih mahal.”  Ia betah di rumah—atau kamar kontrakan, yang sudah dihuni belasan tahun, yang uang sewanya dibayar setiap bulan, yang tetangga kiri kanan berubah dan berganti, yang penagihnya berganti, yang uang sewanya bertambah, yang udaranya makin gerah.

Pernah, lelaki berlengan satu itu berjalan menyusuri jalanan di mana perempuan bermotor itu muncul. Menelusuri jalanan, memandangi kira-kira dari sebelah mana, bagian mana perempuan itu mengontrak. Siapa keluarganya, berapa nilai kontraknya, atau umurnya, atau seperti apa wajahnya. Tapi usaha itu tak diteruskan, karena merasa itu tak mengurangi rasa ingin tahunya, dan tidak mengurangi kagum pada kesetiaan perempuan itu. Sebagai penjual koran ia terbiasa dengan potongan-potongan kehidupan yang berdiri sendiri, tak selalu berhubungan satu dengan yang lain. Seperti juga anak gadis yang pernah menginap di kamar kontrakannya yang tak harus ada lanjutan kisahnya sekarang di mana dan sebagai apa, atau masih ingatkah padanya. Seperti juga perempuan berjaket ketat rapat apa benar menunggui siapa dan apa hubungannya.

Berita yang dibaca dalam koran dan majalah yang dijajakan adalah potongan yang berdiri sendiri. Yang heboh hari ini, roboh sendiri hari berikutnya—atau minggu berikutnya. Yang ceroboh hari ini, atau melakukan tindakan bodoh, yang tergopoh diberitakan, terlupakan kemudian. Ia terbiasa membaca begitu di halaman satu, dan merasa tak terlalu perlu melanjutkan di halaman sambungan. Ia melihat iklan-iklan gede, dan melupakan bahwa jalanan tempatnya bekerja tak kunjung selesai pembuatannya. Kalau pun kemudian merasa satu dan hal lain berhubungan, karena ia menghubung-hubungkan, seperti perempuan bersepeda motor menunggui mobil silver lewat. Apa benar begitu, ia juga tak tahu persis. Namun ia cukup puas dengan apa yang diperkirakan, dan merasa menemukan jawaban. Seperti juga mereka yang melihatnya, mengenali, dan memperoleh jawaban kenapa lengannya satu, kenapa panas matahari kian menyakitkan mata, dan dagangan yang dibawanya makin tebal, makin berat. Semua ini membuat  bahagia, sehingga kemudian ia mengajak tetangga sebelah pintu untuk menggantikan berjualan di lampu merah.  ”Saya makin tua, tapi perempatan itu tetap muda. Masih selalu ada pembeli di sana. Dan mereka tidak bertanya kenapa bukan saya yang berjualan.”

Lelaki satu lengan itu masih di perempatan. Kali ini ia memperhatikan dan cemas, kalau-kalau perempuan bermotor itu tak terlihat.



Karya Ilustrasi: Suprobo Prasada
Terbit di Harian Kompas pada 11 Mei 2014

Lakon Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi Oleh Gusmel Riyadh
















LAKON
DILARANG MENYANYI DI KAMAR MANDI
Oleh  Gusmel Riyadh



















ADEGAN 1

BELAKANG RUMAH ZUS, DEKAT KAMAR MANDI. PAK  RT, HANSIP  DAN  PARA  LELAKI KAMPUNG  SEDANG   MENGUPING  
(INGAT, BUKAN MENGINTIP) ZUS YANG SEDANG MANDI. SEMUANYA GELISAH KARENA TAK SABAR.MEREKA SALING BERBISIK.

PAK RT (Kepada Hansip)
heh! Mana? Lama benar.

HANSIP        
Sabar Pak, sebentar lagi

LELAKI       
Waktunya selalu tepat Pak, tak pernah meleset.

PAK RT (manggut-manggut      dengan    bijak,  kemudian    melihat Arloji )
Masih satu menit lagi. 

SATU  MENIT  SEGERA LEWAT.  TERDENGAR  DERIT PINTU  KAMAR  MANDI.  SERENTAK  ORANG- ORANG YANG MENGIRINGI PAK RT  MENGARAHKAN TELINGANYA KE LOBANG ANGIN, SEPERTI MENGARAHKAN  ANTENA   PARABOLA  KE  AMERIKA SERAYA MENGACUNGKAN  TELUNJUK   DI DEPAN MULUT

SEMUA         
Sssssstt..!!

PAK  RT  MELIHAT  WAJAH-WAJAH YANG  BERGAIRAH,  BAGAIKAN  SIAP  DAN TAK  SABAR  LAGI MENGIKUTI   PERMAINAN   YANG   SEOLAH-OLAH  PALING  MENGASYIKKAN    DI  DUNIA. LANTAS  SEGALANYA JADI  BEGITU  HENING.  BUNYI  PINTU YANG  DITUTUP TERDENGAR JELAS. BEGITU  PULA  BUNYI  RESLUITING  ITU,  BUNYI  GESEKAN  KAIN-KAIN  BUSANA  ITU,  DENDANG- DENDANG KECIL ITU, YANG JELAS SUARA WANITA. LANTAS BYAR-BYUR-BYAR-BYUR. WANITA ITU RUPA-RUAPNYA MANDI DENGAN DAHSYAT SEKALI. BUNYI GAYUNG MENGHAJAR BAK MANDI MANTAB  DAN  PENUH  SEMANGAT.   NAMUN  YANG  DINANTI-NATIKAN PAK RT BUKAN ITU. BUKAN PULA  BUNYI GESEKAN SABUN KE TUBUH YANG  BASAH, YANG SANGAT TERBUKA UNTUK DITAFSIRKAN SEBEBAS-BEBASNYA. YANG  DITUNGGU PAK  RT  ADALAH SUARA WANITA  ITU.  DAN MEMANG  DENDANG  KECIL  ITU SEGERA  MENJADI  NYANYIAN   YANG  MUNGKIN   TIDAK TERALU MERDU   TAPI TERNYATA MERANGSANG KHAYALAN MENGGAIRAHKAN. SUARA WANITA ITU SERAK-SERAK BASAH, ENTAH APA  PULA YANG  DIBAYANGKAN  ORANG-ORANG  DIBALIK TEMBOK  DENGAN   SUARA YANG SERAK-SERAK  BASAH  ITU. WAJAH  MEREKA  SEPERTI  ORANG  LUPA DENGAN   KEADAAN SEKELILINGNYA. AGAKNYA  NYANYIAN WANITA  ITU TELAH  MENCIPTAKAN SEBUAH  DUNIA  DI KEPALA MEREKA DAN MEREKA SUNGGUH-SUNGGUH SENANG BERADA DISANA.

HANSIP    (Tersadar Dan Tetap Berbisik)
Nah, benar kan Pak?



ADEGAN 2


DEPAN RUMAH PAK RTIBU-IBU WARGA SEPANJANG GANG ITU RIBUT DENGAN PAK RT. HANSIP MELERAI.

PAK RT        
Saya tidak percaya

IBU-IBU        
Bapak  boleh  tidak  percaya, tapi  suara  itu  telah  merugikan  warga  di kampung ini

IBU-IBU        
Betul Pak, terutama yang sudah berkeluarga seperti kami.

IBU-IBU       
Semenjak  suara  itu  mulai  muncul,  kebahagiaan  rumah  tangga  kami terganggu

PAK RT        
Kok bisa?        

IBU-IBU       
Aduh, Pak RT belum dengar sendiri sih!

IBU-IBU       
Suaranya sexy sekali! Saya bilang Sexy sekali, bukan hanya sexy.

IBU-IBU        
Kalau mendengar suaranya, orang langsung membayangkan adegan- adegan erotis Pak!

PAK RT        
Sampai segitu?

IBU-IBU       
Ya, sampai begitu! Bapak kan tahu sendiri, suaranya yang serak-serak basah itu disebabkan karena apa!

PAK RT         
Karena apa? Saya tidak tahu.

IBU-IBU        
Karena sering dipakai dong!

PAK RTl 
Dipakai makan maksudnya?

IBU-IBU       
Pak  RT  ini  bagaimana  sih?  Makanya jangan terlalu sibuk  mengurusi  kampung. Sesekali nonton  BF kek, untuk selingan supaya tahu dunia luar.

PAK RT        
Saya, Ketua RT, harus nonton BF, apa hubungannya?

IBU-IBU       
Supaya Pak RT tahu, kenapa suara yang serak-serak basah itu sangat berbahaya untuk stabilitas sepanjang Gang ini.

IBU-IBU       
Apa  Pak  RT  tidak tahu  apa  yang  dimaksud  dengan  adegan-adegan erotis?  Apa  Pak  RT  tidak tahu dampaknya  bagi  keidupan  keluarga?  Apa  Pak  RT  selama  ini  buta  kalau  hampir semua suami  di  gang  ini menjadi  dingin  di  tempat  tidur?  Masak  gara-gara  nyanyian  seorang
wanita yang indekost di tempat  ibu Saleha, kehidupan seksual warga masyarakat harus terganggu? Sampai kapan semua ini berlangsung?

IBU-IBU        
Kami ibu-ibu sepanjang gang ini sudah sepakat, dia harus diusir!

IBU-IBU  (Bersahutan)
Ya, di usir!!

PAK RT         
lho, lho, lho, sabar dulu. Semuanya harus dibicarakan baik-baik. Dengan musyawarah, dengan Mufakat, jangan main hakim sendiri. Dia kan tidak membuat kesalahan apa-apa? Dia hanya menyanyi di kamar mandi.  Yang salah adalah imajinasi suami ibu-ibu  sendiri, kenapa
harus  membayangkan  adegan-adegan erotis?  Banyak  penyanyi Jazz suaranya serak-serak basah,  tidak menimbulkan masalah.  Padahal lagu-lagunya tersebar ke seluruh dunia. 

IBU-IBU       
Ooo itu lain sekali pak. Mereka tidak menyanyikannya di kamar mandi dengan iringan bunyi jebar-jebur. u

IBU-IBU       
Tidak ada bunyi resluiting!

IBU-IBU       
Tidak ada bunyi sabun menggosok kulit!

IBU-IBU       
Tidak ada bunyi karet celana dalam.

IBU-IBU       
Nyanyian dikamar mandi yang  ini berbahaya, karena ada  unsur  telanjangnya  Pak!  Porno!  Pokoknya  kalau  Pak  RT  tidak  mengambil tindakan, kami sendiri yang akan beramai-ramai melabraknya!

IBU-IBU     (Beramai-Ramai)
Ya! Betul!

PAK  RT  DAN IBU-IBU BENTROK LAGI. SAMPAI AKHIRNYA, SITUASI BISA DI AMANKAN OLEH HANSIP. HANSIP KEMBALI DATANG DENGAN TERENGAH-ENGAH SETELAH BERHASIL MENGUSIR IBU-IBU.

HANSIP        
Apa yang akan bapak lakukan sekarang?

PAK RT        
Aku tidak habis  pikir, bagaimana  suara yang serak-serak  basah  bisa membuat   orang  berkhayal begitu rupa, sehingga  mempengaruhi l kehidupan rumah tangga sepasang suami istri.

HANSIP        
Tentu  saja bisa Pak.  Suara  itu betul-betul  dahsyat.  Ada semacam
kekuatan  yang  dapat  menghipnotis orang  yang  mendengarnya.
Sehingga  berimajinasi yang bukan-bukan. Lebih-lebih para lelaki,
bakal lupa anak istri Pak!

PAK RT        
Apakah yang  terjadi dengan kenyataan sehingga  seseorang bisa
bercinta dengan imajinasi? Yang juga membuat aku bingung, kenapa
para suami ini bisa mempunyai imajinasi yang sama?

HANSIP        
Ya namanya lelaki normal, Pak. Mungkin Bapak juga akan melakukan hal  yang  sama. 

(Jeda   sebentar,    kemudian     setengah berbisik).

Itu kalo bapak masih normal.

PAK RT         
Heh?! Apa kamu bilang.

HANSIP         
Eh, enggak pak! Saya bilang perempuan itu kayak kuda binal!

PAK RT        
Ah, pasti ada yang salah dengan sistem imajinasi kita!

HANSIP        
Sebaiknya  bapak juga  harus  mendengarnya  sendiri.  Jadi  bisa  tahu  siapa yang benar siapa yang salah.

PAK RT BERPIKIR

HANSIP        
Kalau Bapak mau, saya bisa menemani Pak

PAK RT         
Itu kan maumu

HANSIP        
Lho bukan begitu maksudnya pak. Saya tahu betul kapan perempuan itu mandi

PAK RT          (Menghardik
Jadi kamu juga salah satu hidung belang itu?!

HANSIP          (Tersipu)
Jangan buru-buru menyimpulkan, Pak.  Bisa jadi, maaf, hidung Bapak juga jadi belang.
Hehehe...ini maaf lho Pak.  

PAK RT  MELOTOT

HANSIP         
Emm, kalau Bapak  berkenan, saya bisa mengantar  Bapak  untuk melihat barang bukti Pak.

PAK RT        
Jadi betul, kamu tahu kapan waktu dia mandi?

HANSIP        
Lho, ya jelas tahu dong Pak. Saya kan petugas keamanan di sini. Jadi saya bertanggung  jawab atas semua  aktivitas  warga kampung ini. Termasuk mandi. Heeee...

PAK RT        
Apa yang bisa kamu katakan soal wanita ini?

HANSIP         
Jadi  begini  Pak,  menurut  pengamatan  saya,  dia  itu  seorang  wanita muda yang  hidup dengan sangat teratur. Pergi  kantor dan pulang  ke rumah        pada  waktu  yang  tepat. Bangun  tidur pada  jam  yang  telah ditentukan. Makan dan  membaca  buku  pada saat  yang  selalu sama. Begitu  pula ketika  ia harus mandi,  sambil  menyanyi  dengan  suara serak-serak basah.

PAK RT         
Kalau begitu sekarang juga kamu antar saya kerumahnya. Tapi jangan sampai ketahuan ibu-ibu.

HANSIP        
Beres Pak !

LAMPU PADAM




ADEGAN 3

BELAKANG RUMAH ZUS, DEKAT KAMAR MANDI. PAK  RT, HANSIP  DAN  PARA  LELAKI KAMPUNG  SEDANG   MENGUPING   (INGAT, BUKAN MENGINTIP) ZUS YANG SEDANG MANDI. SEMUANYA GELISAH KARENA TAK SABAR. MEREKA SALING BERBISIK.

PAK RT          (Kepada Hansip)
heh! Mana? Lama benar.

HANSIP        
Sabar Pak, sebentar lagi!

LELAKI        
Waktunya selalu tepat Pak, tak pernah meleset.  

PAK RT          (Manggut-Manggut      Dengan    Bijak,  Kemudian    Melihat
Arloji)
Masih satu menit lagi. Satu  menit  segera lewat.  Terdengar  derit pintu  kamar  mandi.  Serentak  orang- orang yang mengiringi Pak RT  mengarahkan telinganya ke lobang angin, seperti
mengarahkan  antena   parabola ke  Amerika  seraya mengacungkan  telunjuk   di depan mulut

SEMUA         
sssssstt..!!     

PAK  RT  MELIHAT  WAJAH-WAJAH YANG  BERGAIRAH,  BAGAIKAN  SIAP  DAN TAK  SABAR  LAGI MENGIKUTI   PERMAINAN   YANG   SEOLAH-OLAH  PALING  MENGASYIKKAN    DI  DUNIA. LANTAS  SEGALANYA JADI  BEGITU  HENING.  BUNYI  PINTU YANG  DITUTUP TERDENGAR JELAS. BEGITU  PULA  BUNYI  RESLUITING  ITU,  BUNYI  GESEKAN  KAIN-KAIN  BUSANA  ITU,  DENDANG- DENDANG KECIL ITU, YANG JELAS SUARA WANITA. LANTAS BYAR-BYUR-BYAR-BYUR. WANITA ITU RUPA-RUAPNYA MANDI DENGAN DAHSYAT SEKALI. BUNYI GAYUNG MENGHAJAR BAK MANDI TERDENGAR MANTAB  DAN  PENUH  SEMANGAT.   NAMUN  YANG  DINANTI-NATIKAN PAK RT BUKAN ITU. BUKAN PULA  BUNYI GESEKAN SABUN KE TUBUH YANG  BASAH, YANG SANGAT TERBUKA UNTUK DITAFSIRKAN SEBEBAS-BEBASNYA.

YANG  DITUNGGU PAK  RT  ADALAH SUARA WANITA  ITU.  DAN MEMANG  DENDANG  KECIL  ITU SEGERA  MENJADI  NYANYIAN   YANG  MUNGKIN   TIDAK TERALU MERDU   TAPI TERNYATA MERANGSANG KHAYALAN MENGGAIRAHKAN. SUARA WANITA ITU SERAK-SERAK BASAH, ENTAH APA  PULA YANG  DIBAYANGKAN  ORANG-ORANG  DIBALIK TEMBOK  DENGAN   SUARA YANG SERAK-SERAK  BASAH  ITU. WAJAH  MEREKA  SEPERTI  ORANG  LUPA DENGAN   KEADAAN SEKELILINGNYA. AGAKNYA  NYANYIAN WANITA  ITU TELAH  MENCIPTAKAN SEBUAH  DUNIA  DI KEPALA MEREKA DAN MEREKA SUNGGUH-SUNGGUH SENANG BERADA DISANA.

HANSIP          (Tersadar Dan Tetap Berbisik)
Nah, benar kan Pak?

PAK  RT  KELUAR  DARI  KERUMUNAN  ITU.  ADEGAN  MEMBAYANGKAN  DAN  SEPERTI  BICARA DENGAN PENONTON.

PAK RT        
Suara  wanita  itu  sangat  merangsang  dan  menimbulkan  daya  khayal yang meyakinkan seperti kenyataan.

PAK RT MEMEJAMKAN MATA

PAK RT         
Bunyi air mengguyur badan  jelas hanya  mengarah  tubuh  yang telanjang. Bunyi sabun menggosok kulit  boleh ditafsirkan untuk suatu bentuk  tubuh  yang sempurna. Dan akhirnya ya suara serak-serak basah  itu, segera saja membayangkan   suatu bentuk bibir, suatu gerakan mulut, leher yang jenjang, dan tenggorokan yang panjang Astaga! Alangkah sensualnya, alangkah erotisnya, alangkah sexy!

 PAK RT MEMBUKA MATA. DENGAN TERKEJUT DILIHATNYA WARGA MASYARAKAT YANG TENGGELAM DALAM EKSTASE.

PARA LELAKI 
Aaaaaaahhhhh!    

PAK RT         
Heh, dia keluar!


KEMUDIAN PARA LELAKI ITU KALANG KABUT.


ADEGAN 4

SUATU TEMPAT.

HANSIP         (Mendekati Pak Rt)
Betul kan pak, suaranya sexy sekali ?

PAK RTl
Ya.

HANSIP         
Betul kan Pak, suaranya menimbulkan imajinasi yang tidak-tidak?

PAK RT        
Ya.

HANSIP         
Betul kan Pak nyanyian di kamar mandi itu meresahkan masyarakat?

PAK RT         
Boleh jadi.

HANSIP         
Lho, ini sudah bukan boleh jadi lagi Pak, sudah terjadi! Apa kejadian kemarin belum cukup?

PAK RT        
Sudah.

HANSIP         
Maka dari itu Bapak harus segera mengambil tindakan!

PAK RT        
Sedang saya pikirkan.

LALU MUNCUL ZUS YANG SUDAH BERDANDAN RAPI.

ZUS            
Mari Pak !

HANSIP         (Gugup)
Ya mari, Non !

PAK RT        
Eh, Zus ! Bisa bicara sebentar ?

MEREKA BERJALAN KELUAR PANGGUNG.


LAMPU REDUP


ADEGAN 5
SUATU TEMPAT.     LAMPU TERANG   MEREKA MUNCUL LAGI DARI ARAH BERBEDA

ZUS           
Jadi suara saya terdengar sepanjang gang di belakang rumah?

PAK RT         
Betul, Zus.

ZUS            
Dan ibu-ibu meminta saya agar tidak menyanyi supaya suami mereka tidak berpikir yang bukan-bukan?

PAK RT        
Ya, kira-kira begitu Zus. u

ZUS           
Jadi  selama  ini  ternyata  para  suami  di  sepanjang  gang  dibelakang rumah  membayangkan    tubuh  saya telanjang ketika mandi,  dan membayangkan    bagaimana   seandainya  saya  bergumul  dengan mereka di ranjang, begitu?


PAK RT DAN HANSIP SALING BERPANDANGAN DAN MALU.

ZUS            
Baiklah Pak RT, Saya usahakan untuk tidak menyanyi di kamar mandi. Akan  saya usahakan  agar  mulut saya tidak mengeluarkan  suara sedikit pun.

PAK RT        
Aduh, terimakasih  banyak Zus. Harap  maklum Zus, saya  cuma tidak ingin masyarakat menjadi resah.

ZUS            
Iya Pak, sama-sama.

PAK RT         
Kalau begitu, kami permisi.


PAK RT DAN HANSIP PERGI. LAMPU PADAM.






ADEGAN 6

DEPAN RUMAH PAK RT.

PAK RT          (Kepada Penonton)
Begitulah  semenjak  itu, tak terdengar  lagi  nyanyian  bersuara  serak- serak  basah  dari  kamar  mandi  diujung  gang  itu. Saya  merasa  lega. Meski terkadang masih terbayang di benak saya  betapa lidah wanita itu bergerak-gerak membasahi bibirnya yang sungguh-sungguh merah.
Tapi tenang, semua akan berjalan lancar saudara-saudara.

TIBA-TIBA HANSIP DATANG DENGAN TERGOPOH-GOPOH.                  

HANSIP        
Pak Rt! Pak Rt! Gawat Pak Rt ! Kaum ibu sepanjang gang ternyata masih resah pak!

PAK RT        
Ada apa lagi? Wanita itu sudah tidak menyanyi lagi kan?

HANSIP         
Betul Pak, tapi menurut laporan ibu-ibu pada saya, setiap kali mendengar   bunyi jebar-jebur dari kamar mandi  itu, para suami membayangkan    suaranya  yang  serak-serak basah.  Dan  karena
membayangkan suaranya yang serak-serak basah yang sexy, lagi-lagi meraka membayangkan pergumulan di ranjang dengan wanita itu Pak. Akibatnya, kehidupan seksual warga  kampung  sepanjang gang  ini masih  belum  harmonis. Para ibu mengeluh  suami-suami  mereka masih dingin, pak!

PAK RT        
Jangan-jangan khayalan para  ibu  tentang  isi kepala  suami mereka sendiri  juga berlebihan! Kamu  sendiri bagaimana?  Apa kamu  juga membayangkan yang tidak-tidak  meski  hanya  mendengar jebar-jebur orang mandi saja?

HANSIP          (Tersenyum Malu)
Saya belum kawin, pak.

PAK RT        
Aku tahu, maksudku kamu membayangkan adegan-adegan erotis atau tidak kalu mendengar dia mandi?

HANSIP        
Ehm! Ehm!

PAK RT        
Apa itu Ehm-Ehm?

HANSIP         
Iya, Pak.

PAK RT         
Nah, begitu dong terus terang. Jadi ibu-ibu maunya apa?

HANSIP         
Mereka ingin minta wanita itu diusir Pak.

PAK RT          (Berpikir Sejenak)
Tidak mungkin, wanita itu tidak bersalah. Bahkan melarangnya nyanyi  saja sudah keterlaluan.

HANSIP        
Tapi imajinasi porno itu tidak bisa dibendung Pak.

PAK RT         
Bukan salah wanita  itu dong! Salahnya  sendiri kenapa  mesti membayangkan yang tidak-tidak? Apa tidak ada pekerjaan lain?

HANSIP        
Salah atau tidak, menurut ibu-ibu adalah wanita itu penyebabnya Pak. Ibu-ibu tidak mau tahu. Mereka menganggap   bunyi  jebar-jebur itu masih mengingatkan bahwa itu selalu diiringi nyanyian bersuara serak- serak  basah yang  sexy, sehingga  para  suami  masih  membayangkan
suatu pergumulan di ranjang yang seru!

PAK RT        
Terlalu! Pikiran sendiri kemana-mana, orang lain disalahkan.

KEMUDIAN    PAK  RT  BERJALAN  KE  ARAH  DEPAN      PANGGUNG,    MELAKUKAN
SEMACAM MONOLOG. LAMPU BERUBAH

PAK RT         
Pengalamannya yang panjang sebagai ketua RT membuat saya hafal, segala sesuatu  bisa disebut kebenaran  hanya jika dianut orang banyak. Sudah berapa maling digebuk sampai mati dikampung itu dan tak  ada  seorangpun  yang  dituntut ke pengadilan,  karena  dianggap memang sudah seharusnya.

PAK RT         (Seolah-Olah Kepada Zus)
Begitulah Zus, saya  harap Zus  berbesar  hati  menghadapi semua  ini. Maklumlah  orang  kampung  Zus,  kalau sedang  emosi  semaunya sendiri.k

PAK RT         (Kepada Penonton)
Wanita itu lagi-lagi tersenyum penuh pengertian. Lagi-lagi ia  menjilati bibirnya sendiri sebelum bicara.

PAK RT         (Menirukan Gaya Zus)
Sudahlah Pak, jangan dipikir, saya mau pindah ke kondominium saja, supaya tidak mengganggu orang lain.

PAK RT         (Kepada Penonton)
Maka hilanglah bunyi jebar-jebur pada jam yang sudah bisa dipastikan itu.  Ibu-ibu  yang  sepanjang hari  cuma mengenakan  daster  merasa puas, duri dalam daging telah pergi. Selama  ini alangkah tersiksanya mereka,  karena  ulah  suami  mereka  yang  menjadi  dingin,  gara-gara
membayangkan   adegan  seru dengan  wanita bersuara serak-serak basah itu.


LAMPU PADAM











ADEGAN 7

RUMAH WARGA.

SUAMI          
Biasanya jam segini dia mandi

ISTRI         
Sudah. Jangan diingat-ingat!

SUAMI          
Biasanya  dia  mandi  dengan  bunyi jebar-jebur dan  menyanyi  dengan suara serak-serak basah.

ISTRI         
Sudahlah. Kok malah diingat-ingat sih?

SUAMI          
Kalau dia menyanyi suaranya sexy sekali. Mulut wanita itu hebat sekali, bibirnya merah dan basah. Setiap kali mendengar bunyi sabun menggosok  kulit aku tidak bisa tidak membayangkan  tubuh yang begitu penuh dan berisi. Seandainya tubuh itu ku peluk dan kubanting ke tempat tidur. Seandainya .. 

BELUM   HABIS   KALIMAT   SUAMI  ITU, KETIKA   ISTRINYA   BERTERIAK   KERAS
SEKALI, SEHINGGA TERDENGAR SEPANJANG GANG.

ISTRI         
Tolongngngngng! Suami saya berkhayal lagi! Tolongngngngng!

TERNYATA     TERIAKAN    ITU  BERSAMBUT.     DARI   SETIAP   TERAS   RUMAH,
TERDENGAR TERIAKAN PARA IBU MELOLONG-LOLONG.

IBU-IBU       
Tolongngngngng!  Suami  saya memanggil-manggil nama  wanita itu. Tolongngngngng!

IBU-IBU       
Tolongngngngng! Suami  saya  membayangkan   adegan   seru lagi dengan wanita itu! Tolongngngngng!

IBU-IBU       
Tolongngngngng!  Kami  sedang berdua,  tapi  suami  saya  tidak  mau bergerak sama sekali! Tolongngngngng!

PAK RTl 
Bagaimana caranya menertibkan imajinasi?

MUSIK SUASANA GEGER. HANSIP BERLARI KIAN KEMARI MENENANGKAN IBU-IBU.
PAK RT MUNCUL DI TENGAH KERAMAIAN ITU.


PAK RT 
Baiklah, Bapak-bapak Ibu-Ibu saya  sudah  memutuskan,   akan mendirikan  fitness  centre  di  kampung  ini.  Di  fitness  centre  itu  akan diajarkan Senam Kebahagiaan  Rumah Tangga yang wajib diikuti ibu-ibu, supaya bisa membahagiakan suaminya. pembukaan fitness center itu  kelak,  kalau  bisa  dihadiri  Jane Fonda,  Ade Rai,  Viki  Burki,  dan  Miyabi.

LAMPU PADAM. KEMUDIAN TERANG DI SUATU SUDUT DIMANA HANSIP SEDANG  MEMASANG     TULISAN   DILARANG    MENYANYI   DI  KAMAR    MANDI   DI BAWAH TULISAN ’PEMULUNG DILARANG MASUK’.



SELESAI